Senin, 22 Juni 2015

contoh laporan lengkap iktiologi (vanilaSTPLpalu)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar belakang
Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Ikan didefenisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikiotherm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang.
Dalam mempelajari kajian ilmu ikhtiologi terdapat banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan, beberapa diantaranya adalah dapat mengetahui morfologi ikan, ciri morfometrik dan meristik ikan, sistem integumen, anatomi dalam ikan, sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah, sistem otot, sistem rangka dan dapat mengidentifikasi ikan.
1.2.        Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.    Untuk mengetahui morfologi ikan
2.    Untuk mengetahui ciri morfometrik dan meristik ikan
3.    Untuk mengetahui sistem integumen ikan
4.    Untuk mengetahui anatomi ikan secara umum
5.    Untuk mengetahui sistem pencernaan makanan pada ikan
6.    Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada ikan
7.    Untuk mengetahui sistem otot pada ikan
8.    Untuk mengetahui sistem rangka pada ikan

1.3.        Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah, mahasiswa bisa menerapkan secara langsung tentang teori yang telah diberikan selama dalam perkuliahan.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.        Klasifikasi ikan kembung
Klasifikasi ikan kembung berdasarkan Saanin (1968) adalah sebagai berikut :
Phylum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Percomorphi
Famili: Scombroidae
Genus            : Rastrelliger
Species: Rastrelliger kanagurta
2.2.        Morfologi ikan
Menurut Saanin (1968), bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh; sedangkan cara bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat lainnya.
Ikan akan menyesuaikan diri terhadap faktor-faktor fisika, kimia, biologi dari habitat ikan yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, suhu air, arus air, pH, salinitas, dan makhluk-makhluk lainnya seperti plankton, jasad-jasad renik, benthos, dan sebagainya (Saanin H,1968).
Ikan yang hidup di dalam lumpur diantara bebatuan, tumbuhan air, misalnya ikan belut dan ikan sidat akan memiliki bentuk tubuh memanjang seperti ular. Sedangkan pada ikan perenang cepat seperti tengiri, tongkol dan tuna mempunyai bentuk stream line (Djuanda, 1981).
Tubuh ikan pada umumnya mempunyai atau terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kepala, badan, dan ekor. Ikan umumnya berbentuk simetris bilateral namun ada juga yang berbentuk tidak simetris bilateral yaitu ikan ilat-ilat (Cyonoglossus monopus) dan yang lainnya (Rahardjo, 1985).
Pada bagian kepala (caput) ikan, terdapat organ mata (organon visus), mulut (rima oris), lekuk hidung (fovea nasalis), dan tutup insang (operculum). Pada sebagian ikan juga terdapat sungut dan antena. Fungsi hidung pada ikan bukan untuk pernafasan melainkan untuk penciuman. Operculum atau tutup insang yang terdapat diantara kepala dan tubuerguna untuk melindungi insang. Ikan elasmobranchia tidak mempunyai tutup insang (Rahardjo, 1985).
2.3.        Morfometrik dan meristik
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan - ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar, (Lalli, 1993)
Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya, (Sjafei,1989).
2.4.        Sistem integumen
Kulit merupakan organ yang membungkus tubuh mahluk hidup. Kulit serta derivatnya memiliki fungsi yang sangat penting menyangkut perlindungan dan penyesuaian tubuh mahluk hidup terhadap kondisi luar. Kulit berfungsi sebagai protektif misalnya melindungi jaringan dibawahnya dari gangguan mekanik. Pada kulit terdapat kelenjar yang menghasilkan subtansi yang bersifat untuk mempertahankan diri, adanya pigmen pada kulit untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet. Bulu penutup tubuh pada burung dan adanya kelenjar keringat dapat mencegah kekeringan. Cakar, kuku, telapok dan duri dapat digunakan untuk mempertahankan diri atau sebaliknya menyerang lawannya. Pada beberapa hewan akuatik seperti amphibia, ekskresi karbondioksida terjadi melalui kulit, pada hewan terestrial sisa-sisa nitrogen diekskresikan melalui kelenjar keringat. Kulit dipergunakan pula sebagai organ pernafasan terutama bagi katak yang belum dewasa. Derivat kulit dapat juga dipergunakan sebagai alat gerak, misalnya bulu pada burung, cakar untuk merayap, selaput kaki dari katak dan itik digunakan untuk berenang, (Effendie, 1997).
Kulit pada vertebrata memiliki berbagai macam warna, hal ini disebabkan karena adanya pigmen yang tersebar di epidermis, khususnya mamalia. Pada kelompok pisces dan amphibia sel penghasil butir-butir pigmen terletak diperbatasan epidermis-dermis. Di dalam kulit vertebrata terdapat lima macam kromatofora yaitu melanofora menyebabkan warna hitam, eritrofora menyebabkan warna merah, dan xantofora menyebabkan warna kuning,(Mahardono, 1979).
Di dalam dermis terdapat bahan-bahan pembentuk keping sisik ataupun keping tulang. Keping-keping sisik tersebut nantinya akan menjadi derivat dermis yaitu sisik. Sisik pada Pisces merupakan derivat dermis. Sisik terdiri dari tulang atau zat yang mirip seperti tulang misalnya dentin, ganoin, dan kosmin. Macam sisik berdasarkan struktur anatomi dan penyusunnya adalah sisik kosmoid, gaurid, plakoid, stenoid atau skleroid. Sisik plakoid umumnya sangat kecil, terdiri dari dentin yang dilapisi oleh enameloid dan tulang lamela berbentuk datar dengan spina(duri) di tengah. Duri tersusun atas dentin. Sisik ini terdapat pada ikan hiu, ikan pari, dan Elasmobranchii, (Buchar 1991).
Sisik ganoid lebih tipis terdiri dari lapisan ganoin yang terletak di sebelah luar, berkulit dan juga mengandung tulang lamela.Terdapat pada Polypterus, Chalamoichtyes dan Latimeria. Sisik sikloid memiliki tulang lamela tipis yang tembus cahaya serta berbentuk oval. Bedanya dengan sisik stenoid adalah adanya bentukan seperti sikat,(Mahardono, 1979).
2.5.        Anatomi ikan
Organ-organ urogenital adalah organ-organ yang berfungsi dalam penyingkiran sisa hasil metabolik dan organ-organ yang berfungsi dalam reproduksi. Organ yang sangat berperan dalam ekskresi sisa hasil metabolik ialah ginjal. Ginjal berbentuk ramping dan memanjang, berwarna merah tua, terletak di atas rongga perut dan di bawah tulang punggung. Gonad ikan yang merupakan organ reproduksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu testes yang terdapat pada ikan jantan dan ovarium yang terdapat pada ikan betina. Pada tahap awal perkembangan gonad, antara testes dan ovarium tidak dapat dibedakan secara jelas (Rahardjo dan Muniarti, 1984).
Menurut Pratigyo (1984), didalam perut ikan terdapat organ yang tampak memanjang. Organ dalam tersebut adalah gelembung renang. Gelembung renang disebut juga pnematosis, berfungsinya sebagai pengatur daya apung ikan di dalam air. Sehingga dinamakan alat hidrostatik. Pembuluh darah pada dinding gelembung renang tersebut menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf.
Pada ikan secara umum bernafas dengan insang. Selain alat pernafasan insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan seperti labirin yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara, insang tambahan berfungsi mengambil oksigen dari permukaan air, (Murniyati 2002).
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat anus. Pada ikan yang bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital (Mahardono, 1979).
2.6.        Sistem pencernaan, pernafasan dan peredaran darah ikan
Menurut Fujaya, (2004). Langkah proses pencernaan makanan pada ikan dimulai dari mulut dan rongga mulut, kemudian makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva, selanjutnya disalurkan melalui faring dan esophagus, Pencernaan di lambung dan usus halus, dalam usus halus diubah menjadi asaam-asam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasarnya yang lain, absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (veses), kemudian veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus.
Dalam mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin makanan.Alat mulut terdiri dari palatum keras dan lunak, diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang melekat pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot rangka, fungsi mulut adalah sebagai penerima makanan. Organ-organ didalam rongga mulut antara lain: gigi, lidah, dan kelenjar ludah, (Murniyati, 2002).
Pada peredaran darah ikan merupakan peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali mengalir melalui jantung.Darah masuk ke jantung melalui pembuluh balik yang di tampungdalam satu tempat yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk kedalam serambi dan bilik selanjutnya dipompa oleh bonggol arteri dan menuju ke lengkung insang, maka selanjutnya akan terjadi pertukaran gas O2. Kemudian darah mengalir kembali ke jantung malalui vena. (Mahardono , 1979).
Ada beberapa ikan dapat mengambil hawa dari udara karena mempunyai alat pernapasan bantuan selain insang yang disebutlabyrint yang bekerja seperti paru-paru, jenis ikan ini bila berada diluar air tidak segera mati, ( Achjar, 1986 ).
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, tempat pembuangan sisa metabolisme pada ikan bertulang sejati, anusnya terletak disebelah depan saluran genital (Mahardono , 1979).
Menurut Pratigyo (1984). Didalam perut ikan terdapat organ yang tampak memanjang yang disebut gelembung renang, yang berfungsi sebagai pengatur daya apung ikan di dalam air. Alat tersebut dinamakan alat hidrostatik. Pembuluh darah pada dinding gelembung renang tersebut menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf.
2.7.        Sistem otot
Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya “musculus lateralis superficialis“ yang banyak mengandung lemak karena warna yang merah kehitaman.
Pada garis besar ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional tipe urat daging, yaitu yang di bawah rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging jantung. Dari penempelnya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat daging jantung ( Hardanto, 1979).
Otot jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsang sedankan otot polos dan otot lurik dipengaruhi oleh rangsang, pada otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis melintang dan terdapat pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono, 1960).
Otot merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil (Mahardono, 1979).
Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi otot epaksial yaitu otot yang terletak di atas sekat horizontal, dan otot hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya, 2004).
Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos yang tidak dipengaruhi oleh rangsang, otot serat lintang involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang volunter (dipengaruhi oleh kehendak) ( Frandson, 1983).

2.8.        Sistem rangka
Menurut Buchar (1991), tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka chondrichthyes (tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula dalam pembentukan buti-butir darah merah. Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun rangka dikelompokan dalam tiga bagian, yaitu tulang aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk), veskeral (lengkung insang, tulang-tulang pada bagian kepala yang tidak termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka anggota badan seperti jari-jari sirip dan tulang sirip).
Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang mempunyai vasa darah, vasa limfatik, dan nerius dan dapat menjadi sasaran penyakit, mampu memperbaiki diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stress (Pratigyo, 1984).
Kerangka tubuh ikan disebut skeleton. Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula rangka luar, rangka dari tulang-tulang disebut rajum dalam, jadi pada ikan susunan rangkanya dapat dibagi rangka luar dan rangka dalam (Mahardono, 1979).
Skeleton terdiri atas cartilago, os atau kombinasi keduanya. Os mempunyai dua tipe yaitu os membranus dan os cartilaginous (Katsowo, 1984).
Rangka luar atau sisik ikan yang mengandung zat tulang.Sisik ikan tersusun atas zat kapur yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuhnya (Soewasono, 1960).
Skeleton disebut juga kerangka tubuh. Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut rangka luar. Rangka ikan terdiri dari rangka luar atau disebut juga Eksoskeleton dan rangka dalam atau disebut juga Andoskeleton, (Mardono, 1979).












BAB III
METODE  PRAKTIKUM

3.1.        Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu dan senin tanggal 14 dan 16 Mei 2015 pukul 08:00 sampai dengan selesai. Bertempat di laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu.
3.2.        Alat dan bahan

Tabel daftar alat yang digunakan
No
Nama Alat
Fungsi
1.
Baki (dissecting pan)
Tempat meletakkan ikan yang akan dibedah
2.
Pisau bedah
Membedah bagian tertentu pada ikan
3.
Pinset
Mengambil organ yang akan diamati, dan menahan bagian tertentu pada waktu pembedahan
4.
Gunting bedah
Membedah bagian tertentu pada ikan
5.
Jarum bertangkai
Mengambil organ yang berukuran kwcil yang sulit diambil dengan pinset
6.
Lensa pembesar
Digunakan untuk melihat organ organ yang berukuran kecil, agar terlihat lebih jelas



3.3.        Metode praktikum

3.3.1.   Morfologi

1.  Amati bagian tubuh ikan, bentuk tubuh, sirip ekor, mulut linea lateralis (gurat sisi), posisi mulut, tipe sirip dorsal, posisi sirip perut terhadap sirip dada dan ciri-ciri khusus.
2.  Buat gambar ikan sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan mengisi tabel sesuai dengan hasil pengamatan yang anda lakukan.

3.3.2.   Morfometrik dan meristik
Ukur semua bagian tubuh ikan yang menyatakan ciri morfometrik dan hitung jumlah bagian yang menyatakan ciri meristik. Kemudian isi tabel pada lembar kerja sesuai dengan hasil pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan.

3.3.3.   Sistem integumen
Lakukan pengamatan pada masing-masing sisik, kelenjar beracun dan pola warna ikan.
1.    Ambil masing-masing satu sisik pada bagian kepala, pertengahan badan dan ekor, lakukan pengamatan dan buat gambar dari ketiga sisik yang diamati.
2.    Amati bagian-bagian yang diduga merupakan organ beracun, kemudian isi tabel pada lembar kerja
3.    Amati dengan seksama pola warna kemudian buat gambar sesuai dengan pola warna yang ada. Gunakan pewarna yang sama dengan warna ikan yang anda amati



3.3.4.   Anatomi dalam
Ikan dibedah dari arah ekor sampai kepala tanpa harus merusak organ-organ dalam pada ikan. Kemudian mengamati struktur organ-organ yang terdapat di dalamnya lalu menggambar struktur anatomi ikan tersebut mengikuti bentuk tubuh ikan pada lembar kerja yang telah disiapkan.
3.3.5.   Sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah
Ikan dibedah kemudian diamati bagian lambung dan usus lalu mengukur panjang usus dan membandingkan dengan panjang tubuh (panjang total). Setelah itu mengambil insang dan menghitung jumlah tapis insang, dan mengamati jantung serta strukturnya dan bagian-bagiannya kemudian menggambar pada lembar kerja.
3.3.6.   Sistem otot (urat daging)
Kupas kulit terluar pada ikan, setelah terkelupas kemudian mengamati dan menggambar blok urat daging yang tampak lateral pada seluruh bagian tubuh ikan dan otot yang menunjang pergerakan sirip (dada, ventral, dorsal, anal, dan ekor). Setelah itu membelah ikan dengan melintang ( bagian badan dan ekor ) kemudian menggambarkan serta menentukan bagian badan, bagian ekor, hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum, septum horizontal dan septum vertikal pada tubuh ikan tersebut.

3.3.7.   Sistem rangka

1.  Berikan nama setiap tulang pada preparat tulang yang telah dibuat.

2.  Hitung jumlah ruas tulang belakang.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.        Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.1.   Morfologi










Keterangan :
A.bagian kepala; B.bagian badan; C.bagian ekor; 1.sirip dorsal (1a.sirip dorsal pertama; 1b.sirip dorsal kedua); 2.sirip ekor; 3.sirip anal; 4.sirip perut; 5.sirip dada; 6.mulut; 7.lubang hidung (nostril); 8.operkulum; 9.preoperkulum; 10.rahang atas; 11.rahang bawah; 12.anus
 
 
















Gambar 1. Morfologi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
Tabel 1. Morfologi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
Parameter
Jenis ikan
Rastrelliger kanagurta
Bentuk tubuh
Fusiform
Bentuk mulut
Dapat disembulkan
Posisi mulut
Terminal
Mulut disembulkan (dapat / tidak)
Dapat disembulkan
Sungut ( ada / tidak )
Tidak ada
Jika ada ( letak / jumlah )
Tidak ada
Bentuk sirip ekor
Bercagak
Posisi sirip V terhadap P
Torasik
Tipe sirip D (tunggal /ganda)
Ganda
Kelengkapan LL
Ada
Sirip V (ada/tidak)
Ada
Ciri khusus
Memiliki skut
Operkulum
Ada
Preoperkulum
Ada
Sirip P (ada/tidak)
Ada



4.1.2.   Ciri morfometrik dan meristik
Tabel 2. Ciri morfometrik ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
No
Bagian tubuh yang diukur
Jenis ikan
Persentase
Rastrelliger kanagurta
1
Panjang total
25
100%
2
Panjang garpu /cagak
22.5
90%
3
Panjang baku
20
80%
4
Panjang kepala
6
24%
5
Panjang predorsal
8
32%
6
Panjang batang ekor
6
24%
7
Tinggi badan
6.3
25.2%
8
Tinggi batang ekor
1.2
4.8%
9
Tinggi kepala
5
20%
10
Lebar kepala
3
12%
11
Lebar badan
3.5
14%
12
Panjang hidung
1
4%
13
Panjang bagian kepala di belakang mata
2.3
9.2%
14
Lebar ruang antar mata
2
8%
15
Diameter mata
2
8%
16
Panjang rahang atas
2.5
10%
17
Panjang rahang bawah
2.5
10%
18
Lebar bukaan mulut
2
8%
19
Tinggi di bawah mata
0.5
2%
20
Panjang dasar sirip punggung
12
48%
21
Panjang dasar sirip anal
7
28%
22
Tinggi sirip punggung
3
12%
23
Panjang sirip dada
6
24%
24
Panjang sirip perut
3
12%

Proporsi B / A X 100 %
Keterangan :
A. Panjang total tubuh
B. Panjang bagian tubuh yang diukur


Tabel 3. Ciri meristik ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
No
Parameter
Jenis ikan
Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
1
Jari-jari sirip keras :

Sirip D
8
Sirip C
22
Sirip A
-
Sirip P
-
Sirip V
-
2
Jari-jari sirip lemah :
Sirip D
25
Sirip C
24
Sirip A
44
Sirip P
10
Sirip V
-
3
Perumusan sirip :

Sirip D
D.VIII.25
Sirip C
C.XXI.24
Sirip A
A.44
Sirip P
P.10
Sirip V
-
4
Jumlah sisik :

Pada LL

Di bawah LL

Di atas LL

5
Jumlah sisik predorsal

6
Jumlah sisik pipi
7
Jumlah sisik keliling badan
8
Jumlah sisik batang ekor
9
Jumlah tapis insang :
Bagian bawah
152
Bagian atas
31
10
Jumlah skut
47
















4.1.3.   Anatomi dalam









Keterangan :
1.otak; 2.insang; 3.mulut; 4.esofagus; 5.lambung; 6.usus; 7.anus; 8.jantung; 9.hati; 10.limpa; 11.gelembung renang; 12.ginjal; 13.gonad (ovary dan testis); 14.faring; 15.pilorik kaeka
 
 















Gambar 3. Anatomi dalam ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)









4.1.4.   Sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah















Keterangan :
A.insang, B.jantung, C.hati, D.usus, E.lambung, F.kantong telur
 
 

















Gambar 4. Lambung dan usus ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)






Tabel 4. sistem pencernaan ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
Tipe organ pencernaan
Panjang
Rasio (%)
Gigi
Lambung
Usus
Tubuh (A)
Usus (B)
(A x B) x 100
Villiform
Ikan omnivora
Ikan omnivora
25.5
14.5



Tabel 5.sistem pernafasan ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
Jumlah lembar insang
Jumlah filamen insang
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
4
4
211
215
180
214
250
218
200
280
Jumlah
820
945

















Keterangan :
1.tapis insang, 2.lengkung insang, 3.filamen insang
 
 










Gambar 5. Insang ikan kembung (Rastrelliger kangurta)









Keterangan :

 
 










Gambar 6. Jantung ikan kembung (Rastrelliger kangurta)


4.1.5.   Sistem otot (urat daging)
 












Gambar 7. Otot bagian luar ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)












 












Gambar 8. Potongan melintang bagian badan dan ekor ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)













4.2.        Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil yang diperoleh meliputi :
4.2.1.   Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh dan organ dari ikan terutama bentuk tubuh dan organ luar dari ikan. bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus.
Bentuk tubuh ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) berbentuk fusiform, yaitu cirinya adalah bentuk dasar adalah bundar tapi jika dilihat secara keseluruhan bagian tubuh maka bentuknya seperti torpedo dimana bagian yang terbesar berada pada sekitar 34-40% panjang tubuh dari arah depan (anterior), kemudian meruncing kearah belakang (posterior). bentuk mulutnya dapat disembulkan dengan posisi terminal yaitu, rahang atas dan rahang bawah relative sama panjang.
Bentuk tubuh ikan kembung ( Rastrelliger kanagurta ) adalah simetris, berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah dua belahan yang sama, dan tubuh dibelah dua dari kepala sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, dan diantara bagian kepala dan badan terdapat tutup insang
Pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) memiliki ciri khusus yaitu skut (scutes) adalah kelopak tebal (semacam sisik) yang mengeras, yang terdapat pada bagian pangkal ekor (skut kaudal) atau pada bagian perut (skut abdominal), dan tidak memiliki sungut, bentuk ekor yaitu brbentuk cagak, posisi mulutnya berbentuk terminal, dan memiliki preoperkulum.

4.2.2.   Morfometrik dan meristik
Pada pengamatan morfometrik ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) maka didapatkan data sebagai berikut panjang total 25 cm yang diukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan ujung ekor paling belakang. Selain itu panjang cagak dn panjang baku yang masing-masing 22,5 cm dan 20 cm.panjang cagak diukur dari ujung mulut sampai pangkal ekor, panjang baku yaitu panjang yang diukur dari ujung mulut sampai ujung batang ekor.
Pengamatan pada morfometrik ikan dilakukan denagn pengukuran panjang, lebar, dan tinggi, yang selanjutnya pada pengukuran proporsi antara ukuran bagian-bagian tubuh dengan panjang total, memiliki rumus yaitu ukuran panjang baku dibagi panjang bagian yang diukur dan dikalikan dengan 100%.
Pada pengamatan meristik ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) Ciri-ciri meristik pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta). Pada bagian pengamatan meristik ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)  pengamatan dilakukan pada perhitungan jumlah masing-masing bagian tubuh pada ikan, yang dihitung adalah jumlah sirip, sisik dan insang.
Dalam mengamati sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)  maka didapatkan jumlah tapis insang bagian bawah 152 ,jumlah tapis insang bagian atas 31 dan tidak mempunyai sisik








4.2.3.   Anatomi dalam
Pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu insang, ginjal, gelembung renang yang berfungsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air dan sebagai penyeimbang ikan apabila berada didalam air. gelembung renang terletak disebelah ventral, disamping itu terdapat limfa, organ ini sukar terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus, dan terdapat saluran pencernaan, hati dan kantong empedu.
Fungsi lambung pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) adalah menyimpan makanan dalam jumlah yang sangat besar setelah hewan selesai makan, mengaduk makanan dengan sekresi (getah lambung), dan pengosongan lambung, dan memasukan isinya kedalam usus.
Panjang usus pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) yang kami peroleh yaitu 14,5ncm, maka dapat disimpulkan bahwa ikan tersebut menunjukan ikan omnivora atau ikan yang sumber makannya berasal dari daging maupun tumbuhan.

4.2.4.   Sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah

a.    Sistem pencernaan
Langkah-langkah proses pencernaan makanan pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) yaitu :
1.    Pencernaan di mulut dan rongga mulut:  makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva
2.    Disalurkan melalui faring dan esophagus
3.    Pencernaan di lambung dan usus halus: dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasarnya yang lain.
4.    Adsorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (veses).
5.    Veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui anus.
Sistem pencernaan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis makanannya. Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Canine, Molaform, Incisor, Fuse beak.
Lambung dan usus ikan biasanya memiliki variasi bentuk dan ukuran yang merupakan akibat dari adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan makanan. Pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) ususnya lebih pendek dari ukuran tubuhnya yaitu hanya sekitar 14,5 cm, ini menunjukan ikan tersebut adalah jenis ikan omnivora. Pada ikan omnivora memiliki lambung yang besar menyerupai kantong mirip dengan lambung manusia. Ikan kembung juga memiliki gigi yang berbentuk villiform.
b.    Sistem pernapasan
Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu yang bernafas menggunakan paru-paru seperti lungfish. Selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan antara lain labirin.
Pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) alat pernapasannya berupa insang terdiri atas 4 lembar, masing-masing lembar insang terdiri dari tiga bagian yaitu lengkung insang, filamen insang dan tapis insang. Bagian yang berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang sehingga filamen insang dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah. 


c.    Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) disebut peredaran darah tunggal. Dimana darah mengalir dari jantung ke insang kemudian ke seluruh tubuh dan akhirnya kembali ke jantung.
Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme. Jantung ikan terdapat suatu ruang tambahan yang disebut sinus venosus, yang berfungsi sebagai penampung darah dari vena hapaticus serta mengirimkannya ke atrium  yang terdapat katub sinatrial. Darah kemudian dikirim kembali ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali ke atrium.
4.2.5.   Sistem otot (urat daging)
Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata yang lain. Walaupun susunannya lebih sederhana pada ikan juga didapatkan tiga jenis otot yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
Bila dilihat secara keseluruhan, urat daging bergaris diseluruh tubuh ikan terdiri dari kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging ini dinamakan miotom yang dilapisi oleh mioseptum. Urat daging bergaris terdapat disepanjang tubuh ikan mulai belakang kepala sampai ekor pada jaringan yang dapat dikendalikan.
Urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya “musculus lateralis superficialis“ yang banyak mengandung lemak karena warna yang merah kehitaman.
4.2.6.   Sistem rangka
Pada dasarnya tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka chondrichthyes (tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula dalam pembentukan buti-butir darah merah. Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun rangka dikelompokan dalam tiga bagian, yaitu tulang aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk), veskeral (lengkung insang, tulang-tulang pada bagian kepala yang tidak termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka anggota badan seperti jari-jari sirip dan tulang sirip).
Pada pengamatan mengenai sistem rangka, maka diketahui bahwa ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) memiliki tulang osteicthyes atau ikan bertulang sejati.









BAB V
PENUTUP

5.1.        Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) adalah ikan yang mempunyai tubuh yang berbentuk fusiform, yaitu cirinya adalah bentuk dasar adalah bundar, memiliki tanjang total 25 cm, tidak memiliki sisik dan mempunyai ciri khusus yaitu skut. Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) tergolong ikan omnivore dilihat dari bentuk lambung dan rasio antara panjang usus dan panjang total, jika dilihat dari system rangka ikan kembung tergolong ikan bertulang sejati, karena memiliki operculum.

5.2.        Saran
Dengan melihat praktikum yang telah dilaksanakan, saran saya sebagai praktikan adalah, kiranya agar waktu pelaksanaan praktikum ditambah agar praktikan tidak terburu-buru dalam mengamati ikan, serta kiranya praktikan juga harus mengikuti prosedur yang telah diberikan pembimbing agar praktikum yang dilaksanan dapat memperoleh hasil dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan





DAFTAR ISI
Achjar,M. 1968. Perikanan Darat. Sinar Baru. Bandung
Buchar,R., 1991. Kegiatan Magang Mata Ajaran Iktiologi. IPB, Fakultas Perikanan
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta
Frandson, R.D., 1983. Anatomi dan Fisiologi Ternak. PT Inter Masa, Jakarta
Fujaya, 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta, Jakarta
Hardanto, 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung
Katsowo, 1984. Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni, Bandung.
Lalli, 1993. Biological Oceanography: An Introduction. Pergamon Press, Columbia
Mahardono, 1979. Anatomi Ikan. PT Inter Masa, Jakarta
Murniyati, 2002. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya, Tegal
Rahdianto, 1994. Biologi. Erlangga, jakarta.
Rahardjo, MF dan Muniarti. 1984. Anatomi beberapa jenis Ikan ekonomis penting di Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Saanin, 1968. Pembenihan Bandeng Skala Rumah Tangga. Loka Penelitian Perikanan Pantai Gondol, Bali.
Sjafei, 1989. Fisiologi Ikan. IPB , Fakultas Perikanan.
Soewasono, 1960. Diktat Skeleton dan Circulation. Diktaten Kring Fakultas Kedokteran, Yogyakarta

1 komentar:

  1. kak salam kenal saya marlinda nirvana dari prodi budidaya perairan universitas brawijaya 2015. saya mau tanya kak ttg iktiologi khususnya ikan kembung, soalnya bulan ini ada pratikum kak. boleh minta kontaknya kak? ID LINE atau no hp bisa? terima kasih

    BalasHapus